Sabtu, 17 April 2010

Kapolsek Biringbulu

Kapolsek Biringbulu Segera Diperiksa


SUNGGUMINASA (SI) – Kapolsek Biringbulu AKP Sulia segera diperiksa Unit Pam Internal (Paminal) Polresta Gowa.Pemeriksaan itudilakukan terkait kaburnya tiga tahanan secara bersamaan di wilayah kerjanya.
“Kami sudah pernah lakukan pemanggilan sebelumnya.Namun, karena sesuatu hal, yang bersangkutan belum bisa memenuhi panggilan kami,” ungkap Perwira Unit (Panit) Paminal Polresta Gowa Ipda Sulaiman kepada Seputar Indonesiadi Sungguminasa. Meski demikian, Sulaiman menjamin yang bersangkutan segera dipanggil kembali,apabila seluruh personel yang terkait masalah ini sudah dimintai keterangan. “Proses pemeriksaan kan sedang berjalan.

Sudah ada yang diperiksa, sementara masih ada beberapa orang lagi yang akan diperiksa,” tandasnya. Diketahui, ketiga tahanan kabur itu,yaitu Alimuddin,35,Mappi Tompo,30,serta Muchtar,33.Mereka adalah pelaku penganiayaan dengan benda tajam (parang) terhadap H Marang, 40, di Dusun Bangkowa, Desa Baturappe,Kecamatan Biringbulu,Kabupaten Gowa. Akibat pemarangan itu, H Marang mengalami luka robek dan telinga serta jari tangannya nyaris putus.
Ketiga tahanan tersebut kabur padaSelasa(28/7) lalu,ketikakeluarga ketiga pelaku datang menjenguk. Kanitres Polsek Biringbulu Aiptu Firman Catur memerintahkan salah seorang petugas jaga membuka pintu tahanan. Saat petugas lengah,ketiga pelaku langsung melarikan diri hingga bersembunyi di rumah Dg Sita selaku Ketua Forum Massa. Sementara itu, Kapolresta Gowa AKBP Rudi Hananto enggan berkomentar banyak.

“Kita lihat bagaimana hasil penyidikan Paminal nanti, termasuk sanksi apa yang akan dikenakan.Yang jelas, proses akan berjalan sesuai prosedur,” ujarnya diplomatis.

Lakalantas, 2 tewas

Sementara itu,kemarin terjadi kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum Polsek Biringbulu. Dalam peristiwa itu Rohani Dg Kebo, 25, staf Kantor Camat Biringbulu,Kabupaten Gowa, dan Mustafa,warga lingkungan Ciniayo, Kelurahan Lauwa, tewas mengenaskan. Kecelakaan terjadi di Jalan Poros Biringbulu. Keduanya ditemukan warga sekitar pukul 10.00 Wita,dalam kondisi tak bernyawa.

Diduga kedua korban mengendarai sepeda motor bertabrakan dari arah berlawanan. Keduanya tidak bisa tertolong akibat pendarahan yang terjadi. Rohani mengalami pendarahan serius di bagian kepala,telinga,mata, hidung,dan mulut.Sementara Mustafa mengalami pendarahan hebat di bagian kepala dan biji alat vitalnya pecah. Camat Biringbulu Kamsina mengatakan, pihaknya sangat terpukul dengan tewasnya Rohani yang dikenal rajin bekerja itu. Sejak Kamsina dilantik menjadi camat 2006 lalu, Rohani diserahi tugas sebagai Ketua PKK Biringbulu.

“Atas nama pemerintah kecamatan, saya mengucapkan rasa belasungkawa yang sebesar-besarnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan Rohani tabah,”ujarnya. (herni amir)

Harga jagung

Harga Jagung Kuning Anjlok, Petani Biringbulu Merugi
GOWA, BKM—Hampir seluruh petani jagung kuning di Desa Tonrorita, Kecamatan Biringbulu berpikir dua kali untuk untuk meningkatkan hasil produksi. Soalnya, mereka mengaku rugi lantaran biaya penanaman hingga pemeliharaan jauh lebih tinggi ketimbang harga jual jagung dari petani ke produsen.
Menjelang panen jagung kuning, petani jagung di wilayah ini gembira lantaran hasil produksinya melimpah. Begitupun dengan kualitas yang dihasilkan. Harapan mereka, harga jual akan tinggi hingga pada kisaran Rp 1.900 per kilogram. Namun kenyataannya, pedagang pengumpul yang akan mendistribusi ke gudang produsen hanya membeli dengan harga Rp 1.000 per kilogram. ‘’Kami sangat kecewa. Yang jelas harga jual dibawah harapan kami. Sangat jauh dibanding biaya tanam hingga pemeliharaan,’’ kata Nurdin, salah seorang petani.
Melihat harga jagung kuning pipil anjlok, Kades Tonrorita, Saharuddin Matta, mengatakan, sejatinya jerih payah petani jagung dengan kualitas produksi bagus dibarengi dengan harga yakni Rp 2.500 per liter atau Rp 3.500 per kilogram.
Standar harga jual dari petani ke pedagang pengumpul harus tinggi dari cosh pengeluaran. Saharuddin menambahkan, di wilayahnya, jumlah penduduk mencapai 1.004 jiwa. 99 persen diantaranya adalah petani. Ada juga PNS tapi tetap memiliki pekerjaan ganda sebagai petani.
Karena harga anjlok, banyak warganya yang meninggalkan desa untuk merantau ke Malaysia. Salah satu penyebabnya karena terjerat utang pasca panen.
''Ironis sekali jika harga jagung hanya seribu rupiah. Seharusnya minimal Rp 2.500 untuk literan dan untuk per kilonya Rp 3.500. Dengan begitu, pembiayaan penanaman hingga panen seimbang. Cuma yang menjadi masalah ada pemotongan harga kadar air 20 hingga 22 persen sehingga harga jagung bisa lebih kurang lagi,’’ ucap Saharuddin Matta sembari berharap Pemkab Gowa dapat mencari solusi terkait masalah tersebut.
Hal senada diungkapkan Kades Taring, H Abdul Azis Situju. Dia mengaku seharusnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gowa menetapkan harga jagung sesuai dengan harga pemerintah. Namun, sampai saat ini, kata Azis Situju, para petani umumnya di Biringbulu belum mengetahui standar resmi harga jagung kuning tersebut.
Kadis Perindag Gowa, H Abd Kahar Atjo yang dikonfirmasi Kamis (8/4) mengatakan, sebenarnya tidak ada harga standar resmi untuk jagung kuning. Namun menurut Kahar Atjo, harga pasaran jagung kuning pada umumnya antara rp 1.700 hingga Rp 1.950 per kilogram. Namun semua itu tergantung dari kadar air saja minimal 18,5 persen kering pipil.

puskesmas tonrotita

Puskesmas Tonrorita Sepi, Warga Berobat ke Jeneponto
Selasa, 10 November 2009 | 04:08 WITA

Sungguminasa, Tribun - Warga Desa Tonrorita, Kecamatan Biringbulu, Gowa, mengeluhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tonrorita. Sejak kesehatan gratis dicanangkan, pelayanan di puskesmas itu menurun.

Hampir setiap hari di Puskesmas Tonrorita, pelayanan tidak berjalan optimal lantaran hampir setiap hari pula petugas setempat tidak beraktivitas di puskesmas itu. Waraga pun memilih berobat ke puskesmas tetangga di Kabupaten Jeneponto.
Kepala Desa Tonrorita Saharuddin Matta kepada wartawan membenarkan hal tersebut. Menurutnya, kondisi puskesmas di daerahnya sangat mengecewakan masyarakat yang hendak berobat.
Seperti yang dialami seorang sopir bernama Malik yang terluka akibat terkena kunci roda. Malik terpaksa dibawa ke Puskesmas Bontoramba, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto, karena saat ke Puskesmas Tonrorita tak ada aktivitas pelayanan. Padahal masih jam kantor.
''Kami atas nama pemerintah desa minta kepada dinas kesehatan agar segera mengganti petugas plus kepala puskesmas yang lebih mampu menjalankan tupoksinya. Kasihan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan malah harus ke kabupaten lain untuk berobat," kata Saharuddin.
Di Jeneponto, jelasnya, memang bukan kesehatan gratis. Tapi kalau kondisinya masyarakat tidak mendapat pelayanan layak. "Biar tidak gratis, asal jiwa masyarakat bisa ditolong," terang Saharuddin.
Kepala Puskesmas Tonrorita yang hendak diklarifikasi tidak berhasil dihubungi wartawan. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Gowa, dr Herry D Gaffar, yang dihubungi, Senin (9/11), juga belum berkomentar.
Saat dikonfirmasi per telepon, kadis hanya menjawab agenda penting yang harus diikuti, kemarin.(ute)